Thursday, 4 November 2010

Seni Representasi Bikin Geli



Ada sebuah event di Pasar Seni 101010 yang menurut saya (yang udik ini) 'lucu': Trashion. Saya pikir yang bergaya di 'catwalk' memperagakan semua produk itu adalah desainer2nya. Baru tau saya kalo desainer yang biasanya practical people bisa sepesolek itu. They're interesting to observe - just like every model in the world - dan lumayaaaan buat cuci mata, hehe..

Tapi ternyata, diakhir peragaan ditampilkan desainer2 sesungguhnya.. yang style-nya lebih 'masuk akal' sebagai desainer.  I can't help wondering, gimana kalo produk2 itu diperagakan oleh desainer2 aslinya? Hehehee.. Apa akan terlihat bodoh hanya karena mereka tidak punya keahlian 'bergaya'?

Terunik di Pasar Seni 101010..?

"Aku di pasar seni, ada yg mau nitip?" SMS saya ke keluarga siang2. Ayah saya bilang kurang lebih: "Pokoknya benda yang paling aneh."

Mulailah saya berburu dari stand ke stand. Namanya juga pasar seni, yang dijual pasti ada unsur seninya dari yang sederhana, rumit, sampai yang ga bisa dimengerti orang awam. Tapi sayangnya meski variasinya macam2, hampir semua formatnya biasa - setidaknya menurut saya. Kerajinan, aksesoris, souvenir, lukisan, patung, barang2 distro, jasa sketsa wajah.. biasa. Karya2 seni instalasi memang menarik, tapi tidak bisa dibawa pulang dan tidak ada yang menyentil jiwa saya (meski saya jelas-jelas tidak bisa bikin semua itu). Ada barang2 antik, tapi tidak ada yang out of the box.

Jam  17.50, 10 menit lagi sebelum pasar seni tutup, saya melewati lagi sebuah stand untuk yang kedua kalinya. Saya ingat waktu pagi pernah mampir kesini, dan saya sempat lihat2 benda itu, tapi saat itu tidak tertarik karena: 1. mahal men, 465rb!; 2. benda itu 'bukan saya'; 3. pengen mencari yang lebih unik. Tapi sekarang kondisinya beda: 1. uang agaknya tidak masalah (punya ortu); 2. benda itu sepertinya 'ayah saya banget'; 3. tidak ada yang lebih unik lagi setelah keliling2; 4. pasar seni udah mau tutup!

Saya tanya2 lagi lebih detil tentang benda itu ke yang jaga stand, saya cek2.. lalu saya telpon ayah saya, kasih tau deskripsi dan harganya. Entah lagi kelebihan duit atau memang tidak pelit, ayah saya tetap mau beli. Untungnya saya lagi bawa uang untuk biaya hidup selama sebulan. Dan saat benda itu saya beli, penjaga2 stand-nya bersorak, "Wow, ada yang mau!" Sepertinya itu benda termahal yang bisa mereka jual waktu pasar seni.

So, sodara-sodara, inilah benda terunik di pasar seni versi saya: