Friday, 12 December 2008

Le Premier Faire de Réfléchir d'Arséne Lupin

What is all about?

What     is all       about  ?

What is          all about   .  ?

What           is          all about  .    .  ?

W    h   a t   i s   a l l   a b  o   u     t    .   .       .

--watch out: terribly bad french!--




[knock-knock]

"Qui est-ce?"


"Un ami. Vous me connaisez bien."


"...Entrée!"



iconiclupin_inv

"Bounjour M. Holmes! Je crois que ne vous derange pas."


"Mais non, M. Lupin. Qu est-ce que vous voulez ici?"


"Alors, Sherlock! Une visite justement ne nécessité pas de fonction concrete!"


Sherlock Holmes reste calme. Il le considéra des pieds à la tête, et d'un oeil à la fois si enveloppant et si aigu.



"Vous? Est-ce que vous vous imaginez que je crois que vous est un honnête homme?"

"Evidement, non! Mais crois-je mon respectable ami, je ne suis pas ici en intention mauvais, ainsi plus la peine de me déguiser avec vous.”

Un sourire de contentement plissa les lèvres minces du détective.


“Je crois. Puisque je vous permettez m’entrée. Allons au fait, M. Lupin! Qu’est-ce qui me vaut l’honneur d’une visite ?”


Soudain, le visage d’Arsène Lupin indique d’expression sérieux. Quel moment rare! Il dévisagea Sherlock profondément, puis il lui dit, les yeux dans les yeux.


“Le sens de la vie.”




iconicholmes-2_inv


[à suivre ..? jamais, peut être...]



Saturday, 1 March 2008

Tragedi Memori di Panggung Dentuman Besar

[tanggal asli penulisan: 2008.02.29.Vendredi]







Katanya setiap orang memilikinya: sifat lupa.

Lupa. Maklum, manusia.”

Ia sudah lupa daratan!”

Apa yang dimaksud dengan lupa dalam konteks ini?

Kalau “lupa” ini dikotak-kotakkan jadi dua macam kelupaan, akan didapati jenis lupa yang sengaja dan tidak disengaja. So, arahnya jelas: yang “disengaja”, atau dengan kata lain masih dibawah kontrol kesadaran biasa disebut “khilaf”. Yang tidak disengaja, ya... yang biasa disebut dengan “lupa” itu sendiri.

Lho... kalau melihat dari pernyataan ini, “lupa” sepertinya memiliki hubungan analogis (atau malah sinonim??) dengan “kesalahan”! [Kesalahan: disengaja/tidak disengaja]

Eh? Tapi kalau orang yang “lupa” belum tentu bisa disebut “salah” kan?

Hahaha... pusing.

Bukankah lebih baik membicarakan “ingatan” daripada “lupa”? ...he? Hehehe...Lucunya, dua-duanya sama-sama masalah INGATAN!

Pusing lagi.

Hmmmhh.... apa yang bisa membuat seorang A ingat suatu kejadian, dan seorang B tidak mengingat suatu kejadian yang sama?

Jawaban yang berkali-kali kudengar dan kubaca adalah:

Keterlibatan emosi. Stimulus yang menarik (ada ‘keterikatan’ emosi, baik terpaksa/tidak) akan memicu seluruh indra dan hard disk tubuh ini untuk bekerja keras merekam momennya.

Hah! Sepertinya buatku TIDAK cukup!!

Berkali-kali tertindas, tertikam, terhempas... hingga “terangkat ke langit” dan tercerahkan... tapi tak satu memori pun yang bertahan menghadapi “Sang Labirin”.

Dimensi demi dimensi memang termanifestasi... tapi semua harus dimulai dari NOL BESAR!! Ketika sebuah bangunan agung terwujud mantap, saat itu pula ia harus dihancurkan. Satu batu-bata terakhir menjadi penanda keruntuhannya, sekaligus lahirnya bangunan baru. Tapi kuakui, bangunan yang baru memang selalu LEBIH BAIK yang sebelumnya.



Sama persis seperti konsep Nirmana 3D. Semua bermula dari elemen, modul. Sedikit ‘pelipatan’ akan berdampak pada seluruh struktur, sesederhana apa pun itu. Perubahan tingkat dari satu dimensi ke dimensi labirin lainnya bagaikan semesta yang mencapai titik kulminasi keseimbangannya, tapi lalu mengerut, runtuh, seluruh entitas materinya, kemudian lahir kembali dengan struktur dan sistem yang berbeda di setiap elemennya. Ya. Dentuman Besar.