Awalnya saya sama sekali ga suka, karena image-nya udah jelek di mata saya - kalo ingat gitar pasti ingat pengamen, suara standar lagu standar. Lagipula, saya sudah 'terkontaminasi' piano dan gaya musik romantiknya Chopin. Tapi suatu hari tiba-tiba terpikir, kalo saya nanti beneran bakal backpacking keliling dunia, pasti susah nyari piano. Alat musik apa yang praktis tapi juga ekspresif? Gitarlah yang pertama muncul di kepala saya.
Saya membayangkan, di perjalanan mungkin saya bertemu orang lain yang searah tujuannya.. dan bukan tidak mungkin ada diantara orang-orang itu yang bawa gitar! Haha.. lalu saya pinjam deh gitarnya barang semalam, menyendiri disuatu spot, lalu nggenjreng-nggenjreng sendirian, di suatu malam yang cerah, menghadap bulan, mengekspresikan epik perjalanan saya. Wuiihh!
Tapi impian saya sebenarnya terkait dengan gitar bisa dibilang tidak realistis: hanya saya, ransel, unta, dan gitar saya di sebuah gurun pasir.. malam hari, full moon.. disekitar saya tidak ada manusia.. bagai sebuah diorama 'life is an illusion' - hampa, segala sesuatu just come and go, gundukan pasir yang terus berubah bentuk, fatamorgana (kalo siang), aura kematian mendominasi (oasis, simbol kehidupan, jumlahnya sangat sedikit).. saya memainkan lagu "Blue Caravan" by Vienna Teng [link].. dibagian klimaks lagu, angin gurun berhembus lebih kuat, seolah melolong, membawa suara saya ke negeri-negeri yang jauh, menggemakan nyanyian jiwa saya ke seluruh alam semesta..
Whoa ke gurun bawa-bawa gitar? Mendingan bawa jerigen air kalee! Selain itu, saya pernah baca buku Intisari edisi khusus, "True Desert Adventures," kalo suhu di gurun pada malam hari drop abis, seorang petualang di buku itu cerita, bahkan ia ga bisa menggerakkan pensil untuk menulis saking dinginnya! (Boro-boro main gitar!) Anyway, in case my dream comes true (siapa tau nanti ada yang menemukan gitar lipat super ringan dan baju super hangat.. dan saya punya banyak rezeki untuk membeli semua itu XD), ga ada salahnya saya belajar dari sekarang, hehe..
Based on my experience, I found that rule number one if you really want to learn something is to love what you'll learn. Jadi, dalam proses yang masih mencari-menghafal-'menekan'-menggenjreng akor yang bikin pegal dan kapalan, saya melakukan semua itu sambil membayangkan indahnya impian saya ketika terwujud, membayangkan gimana rasanya saat saya sudah expert - the desert-guitar experience. Somehow that makes me sure that in the end, I can finally master the guitar. Begitu juga dengan latihan menyanyi, saya membayangkan suara saya nanti mempunyai kekuatan 'mistis' yang membuat seluruh alam semesta terdorong untuk membantu saya dalam perjalanan saya, hahaha!
Next trick, saya hanya mempelajari akor-akor untuk lagu-lagu yang akan saya mainkan di gurun nanti, so it'll maintain the learning spirit. Jadi saya ga belajar akor-akor dasar seperti C, F, G dkk, tapi langsung ke D, Gm, Fm, Ab, Cm, etc karena lagunya menuntut itu. Menurut saya, mungkin karena saya baru benar-benar pertama kali belajar, akor-akor itu sebenarnya sama saja derajat kesulitannya. C tidak lebih mudah dari Bb, dst. Kelancaran berpindah atau 'menekan' akor hanya masalah kebiasaan.
Trik ketiga, karena saya adalah seorang pembelajar visual, maka saya minta ayah saya yang sudah jago untuk memainkan lagu-lagu yang saya incar didepan saya. Saya setel lagu lewat mp3-player sambil ayah saya mengiringi dengan gitar, dan saya rekam dengan handycam biar bisa berkali-kali melihat: teknik perpindahan akor oleh tangan kiri, dan teknik ngegenjreng oleh tangan kanan. Tentu saja agar nada-nada lagu match dengan gitarnya perlu penyesuaian, saya cari-cari dulu akor lagu itu dengan piano karena saya lebih familiar dengan akor piano, lalu dikonvert ke akor gitar. Intinya, untuk pembelajar visual, lihat saja orang lain dulu yang main, baru ditiru, lalu setelah bisa baru improvisasi. Untuk gaya belajar lainnya, sorry, that's beyond my knowledge.
Trik keempat, dalam satu lagu, jangan coba menguasai/menghafal semua akornya sekaligus dalam satu kesempatan. Misalnya ada urutan: C--C/B--Am--G--Cm--G--C, ambil 3 akor dulu yang terbanyak dimainkan: C--Am--G. Jadi, sambil menyanyi, akor yang digenjreng hanya 3 akor itu, saat giliran akor C/B atau Cm, tetap menyanyi, tapi ga usah ngegenjreng, hahaha.. intinya biar akor-akor terbanyak dalam lagu itu meresap dulu dalam ingatan motorik jari-jari.
Trik kelima, dalam satu akor, kalo menurut Anda susah, jangan ditekan semuanya dulu. Misalnya dalam akor Ab ada 4 titik yang ditekan, tapi karena saya lebih gampang kalo ngafalin 3 titik dulu, maka saya hanya tekan tuh 3 titik. Dan jangan lupa juga kalo yang digenjreng adalah 3 senar yang ditekan itu dulu. Nanti kalo udah canggih pindah-pindah antar akor baru saya rencanakan tekan semuanya, hehe..
Trik keenam, meskipun ada dorongan semangat, tapi kapalan tetaplah kapalan - sakit! Jadi saya mengakalinya dengan menempel plester di 4 jari tangan kiri saya saat belajar gitar.
Hehe.. hasilnya, saat menekan senar ga sakit tapi suara genjrengan tidak sejelas saat tanpa-plester karena senar-senar yang ditekan terhalang sedikit oleh plester. Maksa sih, tapi apa boleh buat, saya hanya punya waktu sedikit buat belajar beginian di sela-sela kegiatan kuliah. Kalo istirahat mulu karena sakit kapalan kapan bisanya?!
Trik ketujuh, kalau bosan, ganti lagu, tapi masih lagu yang disukai dan jangan banyak-banyak! Dalam 3 hari saya hanya belajar maksimal 3 lagu, kalau satu bosan, diputar-putar diantara 3 itu saja. Harus tetap fokus.
Trik kedelapan, diantara jumlah maksimal lagu itu, harus ada lagu yang sangat mudah - menurut saya lagu yang mudah berarti lagu yang akornya sedikit, meskipun bukan akor dasar, tapi kalo yang perlu dihafal cuma 4 biji misalnya, menguasainya jadi gampang kan? Dan jangan lupa, you have to love that song too karena berdasarkan pengalaman saya sebagai pemula, kalo bisa menguasai lagu-gampang-yang-juga-disukai (suppose the main song is harder) efeknya sangat mendongkrak motivasi: "Saya bisa memainkan lagu ini dari awal sampai akhir, lagu berikutnya pasti bisa!"
Dengan teknik ala saya ini, saya bisa setidaknya menguasai dan menghafal semua akor dalam 2 lagu dari nol dalam 3-4 hari, tapi ngegenjrengnya masih culun, suara juga masih berjuang dengan pitch control, hehe.. Well, mungkin 'trik' terakhir adalah bersyukurlah atas sekecil apapun kemajuan Anda, karena perjalanan seribu langkah pun dimulai dari satu langkah. Nothing is wasted, every checkpoint matters.
And now, let me alone with my daydream: I'm singing with my guitar in a solitarydesert, playing music full-heartedly that God brightens the moon as an appreciation for me...
Thursday, 28 April 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment