Saturday 29 January 2011

my surreal experience #2

aku menjadi seorang gadis kecil, pake kaos dan rok, telanjang kaki.. seperti habis bangun dari tidur.. aku ada di sebuah kamar yang luas belum dicat, warna beton abu-abu gelap.. satu-satunya sumber cahaya berasal dari objek melayang statis entah apa, seperti kunang-kunang, berwarna putih, terang sekali.. tapi tidak cukup terang untuk menerangi seluruh kamar, efeknya seperti lampu LED dalam gua (hanya saja yang ini omni light).. di kamar itu hanya ada aku dan tempat tidurku.. tadinya aku tidur, tapi tiba-tiba terbangun karena ada laba-laba besar naik-turun diatasku.. ga biasanya aku takut laba-laba, tapi yang satu ini benar-benar agresif, seperti mengancam - atau malah panik ingin memberitahuku sesuatu?..

<ok,ok, aku bangun nih>.. tiba-tiba aku sudah diluar kamar, disebuah lorong.. si laba-laba ga keliatan lagi, waktu aku menengok ke belakang ke lubang pintu kamarku (ga ada pintunya), ada 2 sosok hantu, kepalanya celingak-celinguk keluar!.. hantu itu bentuknya seperti orang-orang tua, biasa, nothing scary, tapi bening.. instingku berkata kalau di dalam kamarku sekarang bermunculan hantu-hantu, makin banyak dan memenuhi kamar, dan aku tidak boleh ditemukan mereka!.. lalu aku lari sekencang-kencangnya, keluar dari bangunan itu.. diluar malam hari, tapi masih ada beberapa orang di halaman berumput.. aku minta toloong pada sebanyak mungkin orang untuk menyembunyikanku..

tiba-tiba keadaan berubah: sekarang yang mengejarku bukan hantu, tapi orang-orang, aku jadi seperti buronan negara!.. aku melihat ada sebuah bangunan diseberang halaman rumput itu, lampu-lampunya masih menyala.. penolong-penolongku berusaha mendapatkan akses ke bangunan itu untukku dan beberapa penolong yang akan mendampingiku (untuk menyamarkan diriku).. sementara mereka melakukan negosiasi yang alot dengan penjaga bangunan, aku berkeliling di halaman rumput itu dengan kecepatan jalan yang kubuat sedemikian rupa sehingga wajahku tidak kelihatan tim pencari..

di halaman, tim pencari getol mencari diriku diantara orang-orang di set-set meja-kursi (seperti ada acara barbeque), mereka mengamati tiap wajah orang dengan teliti, yang pake topi disuruh lepas topinya.. akhirnya pintu bangunan itu dibuka dan aku dan beberapa escort-ku bisa masuk! kukunci dari dalam, tim-tim pencari mengejarku tapi telat.. sesaat aku merasa lega, tapi lalu merasa agak aneh karena ga semua yang masuk adalah escort-ku yang tulus menolongku, tapi juga ada beberapa orang yang ga terlibat dalam/tahu masalahku.. salah satunya ada gadis kecil berambut panjang sedada berpakaian seragam SD, umur 7-8 tahun.. ia bengong aja, berdiri di dekat pintu, menatap ke depan agak menunduk, mungkin shock karena ikut terbawa ke dalam ruangan ini..

tapi aku ga sempat mikirin orang lain karena tiba-tiba aku menemukan bahwa disini sama berbahayanya!..didepanku muncul seorang pria dewasa berwajah Dono (yep! as in Dono-Kasino-Indro!) berekspresi seram-nyengir-lebar-jahat yang ditugaskan untuk jadi guru privatku!.. sepertinya aku ini anak nakal atau semacamnya.. ia lalu berbalik, menyuruhku ikut masuk ke ruangan makin dalam.. ada banyak orang didalam, suasana seperti kantor, siang hari.. aku berusaha membutakan mata si Dono dengan menyabetkan 3 tali-gantungan-HP-jadi-satu ke matanya, tapi ga berhasil, malah sepertinya ia kebal.. ditengah kepanikan dan kemarahan, aku teriak dalam hati, <butalah kalian semuanya!!!>..

sesaat muncul flash screen dimataku, seperti yang suka ada di film-film/presentasi: ada bentuk-bentuk seperti cipratan/tetesan darah, background hitam, nuansa kawat berduri.. ada tulisan "buta" dengan font Courier.. dan semua orang di ruangan itu jadi buta!.. si Dono merengek-rengek, "aku buta, aku buta!! huhuhuuu.." semua orang juga teriak hal yang sama.. sementara aku merasa bebas di ruangan itu, juga para escort-ku yang tulus karena hanya kami yang bisa melihat.. untuk beberapa saat, orang-orang buta didalam ruangan itu membiasakan diri mereka berjalan dengan tanpa mata, menghafal bentuk ruangan, dan aku berusaha ga tersentuh satupun dari mereka..

setelah semuanya terbiasa, tiba-tiba si anak SD mendekati Dono, "nanti kalo sudah di koridor, lurus aja..".. si Dono merespon, "Heheheeeee".. SH*T!! si anak SD memberitahu posisi-biasa-ku dalam ruangan itu! sekarang ini aku sedang ada di koridor itu, aku terpojok! tapi tiba-tiba ada salah seorang penolongku datang untuk membantu (salah satu dosenku di kampus, Pak AK!).. di koridor itu ada sebuah alat/mesin entah apa yang kalau didorong bisa membuka jalan ke ke koridor lain buatku bersembunyi.. dan kami berhasil!



..si Dono hanya menemukan jalan buntu, lalu ia kembali ke ruangan kantor dengan merangkak perlahan.. gesturnya seperti orang pesakitan atau orang yang terluka sangat parah tapi sangat marah.. seperti zombie!.. suaranya pun mengerikan, sulit digambarkan.. mungkin seperti monster yang kehausan setengah mati.. suara nyaring yang keluar dari tenggorokan yang kering.. so unearthy!..

beberapa saat berlalu lagi.. lalu aku menemukan ada yang aneh dari gestur si Dono.. penglihatannya sepertinya pulih sedikit-sedikit!.. matanya merem, tapi ada noda darah berbentuk kotak ditengah masing-masing kelopak mata.. mulai bisa nyengir-jahat lagi, dan mengeluaran tawa terkekeh-kekeh.. instingku berkata, <sekarang, benar-benar harus sejauh-jauhnya dari makhluk ini!>.. waktu aku lari kesudut lain kantor itu, aku pun menyadari kalau zombie lain pun sudah mulai pulih.. ada beberapa yang bisa terpatah-patah baca koran.. SH*T!..

seperti ada komando yang halus, zombie-zombie ini mulai mendesakku, bernyanyi pelan dengan kata-kata menyeramkan seperti, "kau tidak bisa sembunyi lagi","harus melawan", etc.. nada lagunya seperti lagu "Eli guk-guk-guk" tapi diaransemen dengan tema menegangkan seperti dalam lagu "Kismet".. dan juga membuat gestur-gestur yang mengancam seperti menodong-nodongkan penggaris besi 1 m padaku.. kucoba kurebut penggarisnya dan kusabetkan ke si zomie, tapi ia dengan mudah menghindar karena penggaris itu, meski besi, tapi terlalu panjang, jadi letoy.. ada beberapa barang inventaris kantor berjatuhan kena sabetanku.. kubuang penggaris tak berguna itu, terpikir untuk mengambil yang 60 cm dari plastik, tapi kupikir lagi pasti percuma..

zombie-zombie itu terus mendesakku sedikit-sedikit dari segala arah.. aku berjalan cepat ke sisi lain labirin bilik-bilik kantor.. aku berubah jadi diriku sendiri yang dewasa, escort-escort-ku ga kelihatan lagi, begitu pula si anak SD sialan.. aku hanya bisa mengandalkan diri sendiri.. kuambil benda apapun yang paling potensial jadi senjata.. gunting panjang di tangan kananku, cutter yang kupanjangkan pisaunya ditangan kiriku..

ada seorang zombie cewek kantoran mendekatiku, menodong-nodongkan lighter kecil berwarna hijau (seperti lighter yang biasa di pedagang lampu merah).. panik, untuk membela diri kusabet lighter itu dengan cutter-ku.. tapi hanya terbelah sedikit di bagian atas (1/2 karena takut kalau aku yang mulai duluan mereka jadi makin brutal, 1/2 karena aku ga suka menyakiti orang lain).. cewek itu cuma berekspresi sinis, sambil tetap menyanyi dan berekspresi jahat seperti zombie yang lain..

[bangun, sebelum berhadapan dengan si Dono-zombie! fiuhhh...!]

0 comments:

Post a Comment